Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Arlindo (Arus Lintas Indonesia)

Arus Lintas Indonesia atau Arlindo terjadi karena bertiupnya angin pasat timur yang mengakibatkan permukaan bagian barat Samudera Pasifik tropika lebih tinggi dibandingkan pada bagian timur Samudera Hindia (Hirst & Godfrey 1993). Fenomena tersebut menghasilkan gradien tekanan yang mengakibatkan mengalirnya arus dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia. Perairan Indonesia yang dilalui arus ini merupakan satu-satunya jalur penghubung antara dua massa air besar Samudera Pasifik dan Hindia.

Terdapat empat jenis massa air yang telah diketahui menyebar di perairan Indonesia pada lapisan termoklin dan lapisan dalam, yaitu massa air North Pacific Subtropical Water (NPSW) dan North Pacific Intermediate Water (NPIW) yang merupakan massa air yang dibawa oleh arus Mindanao Eddy dan arus North Equatorial Current, massa air South Pacific Subtropical Water (SPSW) dan South Pacific Intermediate Water (SPIW) yang merupakan massa air yang dibawa oleh arus New Guinea Coastal Current dan arus South Equatorial Current (Tomczak & Godfrey, 1994).

Arlindo mengalir di bagian timur Indonesia, melalui 2 Jalur/cabang yaitu :

1. Jalur Barat

Cabang utama Arlindo mengalir dari Samudera Pasifik masuk Laut Sulawesi terus ke Selat Makassar lalu berbelok ke timur masuk Laut Flores dan Laut Banda. Di bagian tenggara Laut Banda arus berbelok ke arah selatan dan barat daya, memasuki laut Timor dan terus ke Samudera Hindia. Sebagian massa air akan mengalir melaui selat Lombok dan berakhir di Lautan Hindia (Gordon et al., 1994).

2. Jalur Timur

Cabang yang lainnya masuk dari Laut Halmahera terus ke Laut Seram, tetapi sebagian lagi kembali ke Samudera Pasifik lewat Laut Maluku. Demikian pula cabang yang masuk Laut Maluku, langsung berbelok ke arah Samudera Pasifik dan bersama-sama dengan Arus yang berasal dari Laut Halmahera, yang membentuk Arus Sakal (Counter Current) Katulistiwa Pasifik (Wyrtki, 1961; Ilahude dan Gordon, 1996). Di Laut Banda massa air ini mengalami percampuran dengan massa air Pasifik yang masuk lewat Laut Halmahera, Laut Maluku dan Laut Seram.