ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler) untuk Pengukuran Arus
Terdapat 2
teknik pengukuran arus yaitu dengan teknik lagrangiang dan teknik eulerian.
Teknik lagrangiang dilakukan dengan cara menghanyutkan pelampung kemudian
mencatat lokasinya pada selang waktu tertentu. Sedangkan teknik eularian yaitu
dengan menggunakan alat ukur yang tetap posisinya, kemudian dicatat kecepatan
dan arah gerak arus pada kolom air pada selang waktu tertentu.
Teori Akustik dan Instrumentasi
Acoustic System mulai dikenal dan populer
dengan istilah SONAR (sound navigation and ranging). ASDIC 'Allied
Submarine Detection Investigation Committee' pada masa Perang Dunia I (PD
I). Lalu Acoustic System mulai dikembangkan oleh Inggris pada masa pra-Perang
Dunia II (PD II) dengan membuat ASDIC (Anti Sub-marine Detection Investigation
Committee) yang terbukti sangat berguna bagi Angkatan Laut Negara-negara Sekutu
pada PD II. Setelah PD II berakhir, penggunaan akustik
semakin berkembang luas untuk tujuan damai dan ilmiah, antara lain digunakan
untuk; mempelajari proses perambatan suara pada medium air, penelitian
sifat-sifat akustik dan benda-benda yang terdapat pada suatu perairan,
komunikasi dan penentuan posisi di kolom perairan. Selanjutnya perkembangan
akustik semakin pesat pada awal dekade 70-an karena telah ditemukan Echo
Integrator yang dapat menghasilkan nilai absolut untuk pendugaan dan estimasi
bawah air.
Salah satu alat akustik yang cukup dikenal
adalah Acoustic Doppler Current meters (ADCMs). Alat ini mengukur kecepatan dan
arah menggunakan transmisi gelombang berfrekuensi tinggi dan kemudian
menentukan pergeseran frekuensii doppler dari signal yang disebarkan
oleh partikel dalam kolom air. Teknik ini didasari pada kenyataan bahwa: (1)
suara yang dipantulkan atau disebarkan ketika bertemu diindikasikan sebagai
perubahan densitas, (2) frekuensi suara yang dihasilkan meningkat/ menurun
berbanding langsung dengan laju reflektor menjauhi atau mendekat dengan
instrumen (Emery dan Thomson, 1997).
ADCM komersial saat ini dibangun oleh
Amatak-Straza, Aanderaa Instrumen dan RD Instruments. Dari beberapa instrumen
yang tersedia, instrumen yang baru dikomersialkan adalah ADCP. Instrumen
standar terrsedia pada frekuensi 75, 150,300,600 dan 1200 kHz. Yang terbaru
juga dikembangkan Broadband ADCP yang juga mencakup unit 2400 kHz.
Pengukuran Arus dengan Menggunakan ADCP
Acoustic Doppler Current Profiler
(ADCP) digunakan untuk mengukur profil kecepatan 3 dimensi dalam kolom
air menggunakan prinsip pergerseran dopller. Alat ini juga dapat digunakan
untuk mengukur bed load velocity serta memperkirakan konsentrasi sedimen
tersuspensi (Kostaschuk et al., 2005)
ADCP bekerja dengan mendeteksi keberadaan
suara pada frekuensi yang konstan. Pantulan suara yang bergerak didalam
air dibawa oleh partikel partikel air dan dipantulkan kembali ke ADCP.
Karena efek doppler, pantulan gelombang suara yang dibawa oleh partikel air
menjauh dari alat menyebabkan penurunan frekuensi elombang suara. Perbedaan
gelombang suara yang dikeluarkan oleh ADCP dengan gelombang yang diterima
disebut dengan “pergeseran doppler” (doppler shift), dimana pergeseran
ini digunakan untuk mengukur seberapa cepat gelombang tersebut bergerak melalui
partikel air.
Prinsip Doppler Dalam Pemindahan Objek
ADCP menggunakan suara untuk mengukur
kecepatan air. Suara yang ditransmisikan oleh ADCP berada dalam kisaran
ultrasonik (jauh di atas kisaran telinga manusia). Frekuensi terendah yang
digunakan ADCP adalah sekitar 30 kHz dan frekuensi tertinggi yang umumnya
digunakan oleh USGS untuk pengukuran sungai adalah 300-3000 kHz (Simpson M. R.,
2001). ADCP mengukur kecepatan air menggunakan prinsip fisika yang ditemukan
oleh Johann Doppler (1842). Prinsip doppler berhubungan dengan perubahan
frekuensi sumber ke kecepatan relatif dari sumber dan pengamat.
Metode akustik untuk mengukur kecepatan
berdasar kepada prinsip pergeseran Doppler yang melibatkan kecepatan suara
dimana:
C = f . λ
Pergeseran
Doppler (Doppler shift) merupakan perbedaan antara frekuensi yang
ditransmisikan dan frekuensi yang dipantulkan dari pergerakan suatu partikel
kembali ke sumbernya.
Jika
frekuensi sumber dapat dengan tepat diketahui dan frekuensi pengamat dapat
dihitung, persamaan 1 di bawah ini dapat digunakan untuk menghitung pergeseran
doppler yang disebabkan oleh kecepatan relatif dari sumber dan pengamat (R.D.
Instrumen, Inc, 1989). Sehingga bilamana kita tahu
frekuensi asal dan kecepatan suaranya kita dapat mengukur perubahan frekuensi
dan menduga kecepatannya
Dimana :
FD= Frekuensi Pergeseran Dopller (hertz)
FS = Frekuensi yang ditransmisikan oleh
sumber yang stasioner (hertz)
V = Kecepatan relatif antara sumber suara dan
gelombang suara yang diterima (m/s)
C = Kecepatan suara (m/s)
Beberapa catatan penting :
Jika pengamat berjalan lebih cepat (V
meningkat), maka pergeseran doppler (FD) akan meningkat. Jika
Pengamat berjalan menjauhi suara (V negatif), pergeseran doppler (FD) juga akan
bernilai negatif. Jika Frekuensi suara meningkat (FS meningkat), maka
pergeseran doppler (FD) akan berkurang.
Cara ADCP Mengukur Kecepatan
menggunakan Suara yang dihamburkan balik
ADCP menggunakan efek doppler dengan
mentransmisikan suara pada frekuensi tetap serta mendegrar gema yang kembali
dari suara yang dihamburkan oleh penghambur di dalam perairan. Penghambur suara
merupakan partikel-partikel kecil atau hewan planktonik yang memantulkan suara
kembali ke ADCP. Beberapa contoh penghambur dalam air, dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
Penghamburan
balik suara melibatkan 2 pergeseran doppler, (A) Perjalanan suara menuju
penghambur, (A) perjalanan suara kembali setelah dipantulkan.
ADCP memanfaatkan kedua suara yaitu yang
tertransmit dan suara yang kembali, sehingga pergeseran doppler menjadi 2 kali
Setiap transducer mengirim dan menerima
pergeseran dopllernya (ping) sendiri dan hanya dapat mengukur kecepatan normal
hingga ke kepala transduser. Sehingga untuk dapat memperkirakan kecepatan
aliran di suatu perairan dalam koordinat bumi, diperlukan informasi dari tiga
beam pada orientasi yang berbeda.
Prinsip kerja dari ADCP adalah, gelombang
akustik dipancarkan melalui transducer dan merambat sepanjang kolom air.
Selanjutnya pulsa suara dipantulkan kembali oleh pergerakan partikel
tersuspensi atau gelembung ke dalam beam akustik (gambar 3) menghasilkan
pergeseran transmisi suara dari mana kecepatan dihitung. Gerak relatif partikel
tersuspensi terhadap alat ukur menimbulkan efek doppler bagi gelombang yang
diterima transduser. Pulsa dikirim ke arah atau beam yang berbeda. Asumsi yang
diberikan adalah arus seragam dalam lapisan kedalaman konstan, transformasi
trigonometri digunakan untuk mengubah kecepatan sepanjang balok menjadi tiga
komponen kecepatan yang terkait dengan sebuah sistem koordinat cartesian yang
diorientasikan pada instrumen. Perubahan frekuensi akibat efek doppler ini
sebanding dengan perbedaan kecepatan alat ukur dengan sedimen yang berada pada
lapisan yang diukur.
Prinsip operasi ADCP:(a) beam arrangement; (b) measurement output
ADCP yang dipasang pada perahu yang bergerak
dapat dengan mudah mengukur profil kecepatan multi-komponen di bawah laut dan
secara otomatis memberikan informasi mengenai kecepatan, kedalaman dan
informasi lokasi dimanapun kapal tersebut berada. Kondisi pengukuran yang buruk
terjadi ketika air hanya memiliki sedikit parrtikel untuk mentranmisikan pulsa
suara, atau sebaliknya konsentrasi sedimen di dalam kolom perairan terlalu
banyak sehingga menyerap pulsa suara (Muste et al., 2008)
Daftar Pustaka
Emery J. W., Thomson R. E. 1997. Methods in
Physical Oceanography. Elsevier.
Hutabarat, S dan S. Evan. 1984. Pengantar
Oseanografi. Jakarta: UI-Press
Ilahude, A.G. 1999. Pengantar ke Oseanologi
Fisika. Jakarta: P3O-LIPI
Kostaschuk R., Best J., Villard P., Jeff P., Franklin M.
2005. Measuring flow velocity and sediment transport with an acoustic Doppler
current profiler. J.Geomorphology. Vol 68, Issues 1-2, 15. Pages
25-37
Muste M. Kim W., Fulford J.M. 2008. Developments in
hydrometric technology: new and emerging instruments for mapping river
hydrodynamics. Bulletin of Weather.Climate. Water. Volume 57 (3)
Nontji A., 2005, Edisi Revisi. Laut Nusantara.
Jakarta: Djambatan
Pond, S dan G.L Pickard. 1983. Introductory
dynamical Oceanography. Second edition. New York: Pergamon Press
Setyono, H. 1996. Kamus Oseanografi. Gajah
Mada University Press.
Simpson M. R. 2001. Discharge Measurements Using
a Broad-Band Acoustic Doppler Current Profiler. California : United
States Geological Survey