Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Daerah Patahan/ Sesar ; Penyebab gempa di Indonesia

Akhir-akhir ini kita sering mendengar berita tentang bencana Gempa yang terjadi di Indonesia. Mungkin masih jelas dibenak kita tentang bencana Gempa Bumi dan tsunami yang melanda Aceh tahun 2004 dan Palu 2018. bahkan hingga saat inipun telah terjadi peristiwa gempa di banyak wilayah Indonesia.

Alasan negara kita rawan akan bencana gempa serta tsunami adalah letak Indonesia pada wilayah cincin api pasifik/ Pacific Ring of Fire. Wilayah tersebut, merupakan wilayah patahan/sesar.

Patahan atau sesar di Indonesia akibat pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia yang membentuk rangkaian jalur magmatic Sunda-Banda  dan  terbentang sepanjang selatan Sumatera, Selatan Jawa, Nusa Tenggara  hingga  Banda. Tanda segitiga hitam (Gambar di bawah) yang mengarah ke wilayah Indonesia menunjukkan lempeng Indo-Austalia yang menghujam di bawah lempeng  Eurasia. Pertemuan kedua  lempeng ini mengakibatkan beberapa fenomena geologi seperti terbentuknya palung-palung laut (trench) yaitu Sumatera  trench  dan Java trench serta keberadaan titik-titik  potensial gempa (lingkaran putih)yang  tersebar di selatan Sumatera, selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Laut Banda.

Patahan atau sesar akibat pertemuan lempeng Eurasia dan Filipina yang mengakibatkan keberadaan titik-titik potensial gempa di utara Sulawesi. Di Filipina, pertemuan lempeng ini membentuk sebuah trench (palung) yang paling dalam di dunia yang dikenal dengan mariana trench.

Patahan atau sesar akibat pertemuan lempeng Eurasia dan Pasifik yang mengakibatkan  keberadaan titik-titik potensial gempa di utara Papua


      

 Patahan-patahan atau sesar yang terdapat di wilayah Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut ini  :


Patahan-patahan tersebut menjadi potensi sumber gempa karena terbentuk di daerah-daerah batas pertemuan antar lempeng tektonik yang saling mendekat dan terus bergerak dari waktu ke waktu. Daerah batas pertemuan antar lempeng yang kasar dan tidak beraturan ketika saling bergerak dan membentur akan melepaskan sejumlah energi getaran atau seismik yang luar biasa dan dijalarkan hingga terasa di permukaan bumi  sebagai gempa. Lebih jauh, pergerakan lempeng dapat diikuti dengan aktivitas gempa. Patahan-patahan biasanya muncul pada tipe batas lempeng konvergen dimana satu lempeng tenggelam atau masuk di bawah lempeng lainnya pada daerah yang disebut  subduction zone. Tipe batas lempeng ini pula yang membentuk ’Ring of Fire’ yang merupakan jalur paling aktif secara geologi karena merupakan yang paling banyak aktifitas vulkanis (gunung berapi) dan gempa.