Arus Lintas Indonesia; Hidrografi Selat Makassar
Selat Makassar (SM) yang merupakan pintu masuk utama Arus Lintas Indonesia (Arlindo) diketahui membawa transport Arlindo sekitar 75% dari total 15 Sv. Pengukuran mooring arus di Kanal Labani sudah dilakukan sejak tahun 1996, namun demikian pengukuran hidrografi yang mencakup seluruh kawasan SM masih jarang dilakukan. Kontur Selat yang berupa kanal dengan keragaman batimetri sangat mempengaruhi karakteristik massa air yang bergerak di dalamnya sehingga diperlukan penelitian mencakup seluruh kawasan Selat Makassar.
Selat Makassar
sendiri membawa 80-85% massa air yang berasal dari Pasifik Utara dan dapat
dipakai untuk menghitung seluruh transpor antar Samudera Pasifik menuju
Samudera Hindia sehingga dapat dijadikan kunci dalam integrasi skala besar
antar samudera (Gordon et
al., 1999; Gordon et
al., 2010; Debra 2011). Hingga saat ini masih jarang publikasi dengan
data observasi yang menjelaskan bagaimana proses tersebut terjadi. Salah satu
penelitian tentang hidrografi Selat Makassar sudah saya publikasikan juga pada
Jurnal yang berjudul
"Struktur Arus Dan Variasi Spasial Arlindo Pada
Selat Makassar Dari Ewin 2013"
Bagi pecinta
oseanografi, saya tunjukan bagaimana arus hasil observasi EWIN di Selat
Makassar. Lanjut terussssssss....
Arus yang melewati Selat Makassar cenderung menuju ke bagian barat daya, intensifikasi arus lebih terlihat pada sisi barat Selat Makassar. Meyer and Damm. (2012) menamai sistem arus ini sebagai Arus Makassar/Makassar Current, Kalau saya lebih enak menyebutnya dengan nama Arlindo Makassar/Makassar Throughflow. Semakin ke arah selatan arah arus berubah ke arah tenggara kemudian menuju Kanal Labani, arus mengalir dengan arah menuju selatan (dilihat pada gambar di bawah).
Ketika memasuki Selat Makassar, terdapat suatu celah antara Tanjung Mangkaliat dan Tanjung Dondo. Celah tersebut menyebabkan aliran massa air (arus) pada jalur masuk Arlindo menjadi lebih kuat. Penguatan arus di lapisan dekat permukaan mengalir dengan intensitas arus terkuat berada pada bagian barat. Kuatnya pergerakan massa air pada lapisan dekat permukaan diperkirakan akibat tingginya percampuran kolom air pada lapisan tercampur di wilayah tersebut.
Pada wilayah dekat permukaan, arus permukaan tampak lebih lemah. Hal ini disebabkan oleh adanya pergerakaan arus meridional (v) menuju utara dari arah selatan, terutama pada sisi timur. Ternyata Pada saat EWIN 2013 dilaksanakan (selama bulan juni) ketika terjadi pembalikan arah angin, aliran massa air tersebut tidak ikut langsung berbalik mengikuti arah angin, namun terdapat jedah (time lag) dimana massa air membutuhkan waktu untuk secara penuh berbalik mengikuti arah angin, makanya ada arus yang bergerak ke utara.
Pada level kedalaman termoklin (100-125 m) ditemukan arus dengan pergerakan selalu menuju selatan. Arus ini dikenal sebagai Arlindo Makassar. Massa air yang masuk pada pintu masuk utara Selat Makassar berbenturan dengan topografi dasar laut di sisi timur slope Selat, sehingga menghasilkan pembelokan arah arus ke arah barat dengan aliran terkuat berada pada sisi timur perairan (Gambar c dan d).
Memasuki Kanal Labani, arus Arlindo semakin intensif. Kofigurasi Kanal Labani yang sempit dan dalam (2000 m) merupakan faktor utama kuatnya aliran pada wilayah tersebut. Pada Kanal Labani telah mulai terjadi percabangan arus ke arah sisi barat dan timur selat. Gordon and Fine (1996) mengemukakan percabangan aliran Arlindo terjadi ketika arus Arlindo melewati wilayah Dewakang Sill (680 m). Hasil model juga memperlihatkan adanya percabangan. Pantau aja terus blog ini, siapa tahu ada update hasil pemodelan Arus di Selat Makassar..
Arus yang melewati Selat Makassar cenderung menuju ke bagian barat daya, intensifikasi arus lebih terlihat pada sisi barat Selat Makassar. Meyer and Damm. (2012) menamai sistem arus ini sebagai Arus Makassar/Makassar Current, Kalau saya lebih enak menyebutnya dengan nama Arlindo Makassar/Makassar Throughflow. Semakin ke arah selatan arah arus berubah ke arah tenggara kemudian menuju Kanal Labani, arus mengalir dengan arah menuju selatan (dilihat pada gambar di bawah).
Ketika memasuki Selat Makassar, terdapat suatu celah antara Tanjung Mangkaliat dan Tanjung Dondo. Celah tersebut menyebabkan aliran massa air (arus) pada jalur masuk Arlindo menjadi lebih kuat. Penguatan arus di lapisan dekat permukaan mengalir dengan intensitas arus terkuat berada pada bagian barat. Kuatnya pergerakan massa air pada lapisan dekat permukaan diperkirakan akibat tingginya percampuran kolom air pada lapisan tercampur di wilayah tersebut.
Pada wilayah dekat permukaan, arus permukaan tampak lebih lemah. Hal ini disebabkan oleh adanya pergerakaan arus meridional (v) menuju utara dari arah selatan, terutama pada sisi timur. Ternyata Pada saat EWIN 2013 dilaksanakan (selama bulan juni) ketika terjadi pembalikan arah angin, aliran massa air tersebut tidak ikut langsung berbalik mengikuti arah angin, namun terdapat jedah (time lag) dimana massa air membutuhkan waktu untuk secara penuh berbalik mengikuti arah angin, makanya ada arus yang bergerak ke utara.
Pada level kedalaman termoklin (100-125 m) ditemukan arus dengan pergerakan selalu menuju selatan. Arus ini dikenal sebagai Arlindo Makassar. Massa air yang masuk pada pintu masuk utara Selat Makassar berbenturan dengan topografi dasar laut di sisi timur slope Selat, sehingga menghasilkan pembelokan arah arus ke arah barat dengan aliran terkuat berada pada sisi timur perairan (Gambar c dan d).
Memasuki Kanal Labani, arus Arlindo semakin intensif. Kofigurasi Kanal Labani yang sempit dan dalam (2000 m) merupakan faktor utama kuatnya aliran pada wilayah tersebut. Pada Kanal Labani telah mulai terjadi percabangan arus ke arah sisi barat dan timur selat. Gordon and Fine (1996) mengemukakan percabangan aliran Arlindo terjadi ketika arus Arlindo melewati wilayah Dewakang Sill (680 m). Hasil model juga memperlihatkan adanya percabangan. Pantau aja terus blog ini, siapa tahu ada update hasil pemodelan Arus di Selat Makassar..
Sekian dulu pembahasan arus di Selat Makassar. Nanti diupdate lagi.... ^_^
Referensi :
Horhoruw, S.M., A.S. Atmadipoera, M. Purba, and A. Purwandana. 2015. Struktur arus dan variasi spasial Arlindo di Selat Makassar dari Ewin 2013. Ilmu Kelautan, 20(2):87-100.