Mempelajari Turbelarria : Klasifikasi, Morfologi, Anatomi, Cara makan, Pencernaan, Ekskresi, Sistim Syaraf dan Sistim Reproduksi
Plathyhemintes merupakan Hewan Avertebrata dengan tubuh pipih atau dapat juga kita sebut jenis hewan cacing. Namun pembahasan ini akan lebih detail mendalam tentang salah satu kelas Plathyhelminthes, yakni Turbelarria atau cacing berambut getar. Yup, cacing yang berada di perairan.
Plathyhelminthes.
Kata Plathyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, Platys yang artinya pipih dan Helminthes artinya cacing. Hewan ini tergolong dalam suku Acoelomata.
Ciri Plathyhelmintes
- Tubuh plathyhelmintes pipih, simetri bilateral,
- sistim pencernaan tidak lengkap serta berfungsi pula sebagai saluran peredaran darah
- Sistim transportasi secara difusi elalui seluruh permukaan tubuh
- Sistim ekskresi menggunakan sel api
- tipe mulut penghisap,
- reproduksi secara seksual dan aseksual.
Plathyhelmintes terbagi atas 4 kelas yakni :
- Trematoda, disbut juga sebagai cacing fluke, merupakan parasit pada hewan vertebrata, sebagian besar hidupnya
- Monogenea, hewan ini merupakan parasit yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut menginfeksi permukaan tubuh ikan.
- Cestodia disebut juga cacing pita, merupakan parasit pada hewan avertebrata
- Turbelarria, dibandingkan ke tiga kelas sebelumnya, hewan ini hidup secara bebas di perairan
Di antara ke empat kelas di atas, akan dibahas kelas Tubelarria, seperti apa jenis cacing turbelarria, klasifikasi, serta morfologinya akan dibahas dalam artikel ini.
Turbelarria
Turbelarria merupakan salah satu kelas dari Filum Plathyhelminthes yang hidup bebas (bukan parasit), sebagian besar Turbelarria hidup di laut. Cacing ini hidup dengan baik pada perairan yang jernih dan belum tercemar berat. Turbelarria bergerak dengan menggentarkan bulunya. Karena itulah sering disebut sebagai cacing berambut getar. Contoh Turbelarria adalah Planaria.
Turbelarria, Sumber : Youtube Nat Geo Wild
a. Klasifikasi
Klasifikasi hewan Turbelarria dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Klasifikasi
ilmiah
|
|
Kerajaan:
|
Animalia
|
Filum:
|
Platyhelminthes
|
Kelas:
|
Turbellaria
Ehrenberg, 1831 |
Ordo
|
|
Catenulida
|
|
Haplopharyngida
|
|
Lecithoepitheliata
|
|
Macrostomida
|
|
Nemertodermata
|
|
Polycladida
|
|
Rhabdocoela
|
|
Prolecithophora
|
|
Seriata
|
|
Temnocephalida
|
|
Tricladida
|
b. Morfologi
Tubuh Turbelarria berbentuk pipih dorsal dan bervariasi namun umumnya berbentuk oval-memanjang. Tubuhnya flesibel sehingga dapat memanjang/memendek serta berbelok ke segala arah. Memiliki lebar beberapa cm, dengan tebal < 1 mm. Ukuran panjang bervariasi antara ukuran mikroskopik- 60 cm. Tubuhnya rapuh dan memiliki tonjolan pada kepala (beberapa spesies) yang disebut auricle (aricula). Kepala berbentu segitiga. Mulut terletak di bagian vetral/pertengah tubuh. Warna Turbelarria kehitaman, kecoklatan atau keabu-abuan. Tubuh ditutupi oleh selaput epidermis bersilia sederhana.
c. Anatomi
Dinding tubuh Turbelarria ditutupi epidermis. Pada epidermis bagian permukaan ventral terdapat bulu getar (silia) yang bangun untuk pergerakan. Di bawah epidermis terdapat serabut otot melingkar, longitudinal, diagonal dan dorsoventral dan jika berkontraksi akan merubah bentuk badan. Karakteristik yang menonjo adalah terdapat glan cells dalam epidermis di bawah lapisan otot. Glan cells berfungsi untuk pelekatan, sekresi mukus dan fungsi sekresi lainnya. Pelekatan juga dibantu oleh ventral sucker atau ujung silia yang pipih. Ada sejumlah besar rhabdoid yang mensekresikan mukus. Jenis rhabdoid yang umum adalah rhabdite. Mucus berfungsi untuk melekat, membungkus mangsa; jejak lendir; alat pertahanan.
Struktur Tubuh Planaria, Sumber : Zoologi Dasar, 1990:83 |
d. Makan dan cara makan
Turbelaria adalah carnivor dan pemakan bangkai. Mangsa bergerak cepat ditangkap dengan lendir. Mangsa ditelan utuh, sedikit-sedikit atau dihancurkan dengan pharynx. Enteron menghasilkan enzim proteolitik
e. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan Turbelarria terdiri atas mulut, pharynx, rongga gastrovascular (enteron/usus, kecuali pada acoela). Mulut terletak pada ventral tubuh, terhubung dengan usus dan pharynx
Turbelarria tidak memiliki anus. Makanan masuk melalui mulut, dan hasil pencernaan diedarkan kembali ke seluruh tubuh melalui cabang-cabang usus, sedangkan sisa makanan yang tidak tercerna dikeluarkan kembali melalui mulut.
f. Ekskresi
Turbelarria mengeksresikan sisa-sisa metabolisme berupa nitrogen memalui permukaan tubuhnya. Alat ekskresinya terutama pada hewan planaria berupa sel api (flame cell) yang merupakan sel-sel yang bersilia dan berfungsi mempertahankan keseimbangan osmotik dengan lingkungannya. Jika silia bergetar, maka cairan dalam tubuh terdorong masuk ke dalam saluran yang berhubungan dengan pori-pori permukaan tubuh.
g. Sistem syaraf
Sistim syaraf terdiri dari ganglia yang terdapat di kepala. Dari masing-masing ganglia terdapat seberkas syaraf yang memanjang ke arah posterior pada bagian tepi lateral tubuh. Ganglia dianggap sebagai otak pada Turbelarria. Saraf lateral bercabang ke arah luar dari tali syaraf ke otot-otot tubuh. Cabang-cabang syaraf ini sebagai syaraf tepi. Kedua tali syaraf tersebut bertemu di ujung depan belakang.
h. Reproduksi
h.1. Aseksual
Turbelarria khususnya planaria memiliki daya regenerasi yang tinggi, jika tubuh dipotong maka akan dapat tumbuh kembali menjadi individu bau. Beberapa Turbelarria (air tawar) melakukan pertunasan atau pemisahan pertunasan terjadi pada catenula, Stenotomum dan microtomum berukuran kecil. Tunas (zoid) berdiferensiasi sepanjang tubuh induk dan membentuk rantai sebelum terpisah mejadi ndividu-individu baru. Bentuk reproduksi tersebut disebut paratomy. Beberapa Turbelarria (air tawar) berukuran besar melakukan pemisahandan regenerasi yang terjadi setelah pemisahan. Pemisahan umumnya terjadi di bagian bawah pharynx. Sebagian kecil planaria air tawar (Phagocata) dan beberapa planaria darat membelah tubuhnya secara simultan menjadi beberapa bagian (Architomy).
h.2. Seksual
Semua Turbelari adalah hermaprodit. Reproduksi dengan cara kopulasi dan internal fertilization. Telur yang menghasilkan sedikit (karena tubuh kecil dan ukuran telur kecil/ ± 50 µm). Beberapa Turbelarria memiliki lebih dari 2 testis dan ovari.
Bahan Bacaan :
Nurhadi & Yanti F. 2018. Buku Ajar Taksonomi Invertebrata. Yogyakarta : Deepublish
Ismail S. 2019. Mikrobiologi Parasitologi. Yogyakarta : Deepublish
Campbell NA., Reece JB., Mitchel LG. 2003. Biologi. Jakarta : Erlangga