Suhu Air Laut
Suhu dan salinitas merupakan parameter oseanografi
yang penting dalam sirkulasi untuk mempelajari asal usul massa air. Kedua
parameter ini serta tekanan menentukan densitas antara dua tempat akan
menghasilkan perbedaan tekanan yang
kemudian memicu aliran massa air dari tempat yang bertekkanan tinggi ke tempat
bertekanan rendah. Di samping itu, dengan menggabungkan suhu dan salinitas
dalam suatu diagram (dikenal sebagai diagram T-S) kita dapat melacak asal usul
massa air tersebut.
Contoh diagram TS dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Berdasarkan sebaran suhu secara vertikal, perairan terbagi atas tiga lapisan yaitu (Steward, 2006):
Contoh diagram TS dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Berdasarkan sebaran suhu secara vertikal, perairan terbagi atas tiga lapisan yaitu (Steward, 2006):
Ø Lapisan
homogen (surface layer) pada permukaan perairan
Ø Lapisan
diskotinuitas atau biasa disebut lapisan termoklin (thermocline layer) di tengah
Suhu air laut dipengaruhi
oleh cuaca, kedalaman air, gelombang, waktu pengukuran, pergerakan konveksi,
letak ketinggian dari muka laut (altitude), upwelling, musim,
konvergensi, divergensi, dan kegiatan manusia di sekitar perairan tersebut
serta besarnya intensitas cahaya yang diterima perairan. Suhu suatu perairan dipengaruhi oleh
radiasi matahari; posisi sinar matahari; letak geografis; musim; kondisi awan;
serta proses interaksi antara air dan udara, seperti aliran panas (heat), penguapan, dan hembusan angin.
King (1963) menyatakan
bahwa perubahan suhu terhadap kedalaman bergantung pada empat faktor, yaitu
variasi jumlah panas yang diserap, efek konduksi panas, perpindahan massa air
oleh arus, dan pergerakan vertikal dari air. Variasi dari keempat faktor ini
menyebabkan sulit untuk menyeragamkan perubahan suhu tahunan terhadap kedalaman
Menurut Nontji (2005), adanya radiasi matahari yang tinggi pada siang hari, menyebabkan lapisan permukaan perairan memiliki suhu dengan massa air hangat, sedangkan
berdasarkan pada kedalaman suhu akan semakin menurun dan akan mengalami
penurunan yang sangat cepat pada kisaran kedalaman antara 50-300 meter. Suhu
berdasarkan kedalaman akan semakin berkurang
disebabkan karena intensitas cahaya matahari. Massa air permukaan hangat yang
disebabkan oleh adanya pemanasan yang terjadi secara terus-menerus sepanjang
tahun. Pemanasan tersebut mengakibatkan terbentuknya stratifikasi di dalam
kolom perairan yang disebabkan oleh adanya gradien suhu.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi suhu permukaan laut adalah
presipitasi (akibat curah hujan yang menyebabkan turunnya suhu permukaan
laut), evaporasi (akibat aliran bahang dari udara menyebabkan naiknya suhu
permukaan), kecepatan angin, intensitas cahaya matahari, dan faktor-faktor
fisika yang terjadi di dalam kolom perairan.
Sebaran
suhu secara vertikal di perairan Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga lapisan
yakni, lapisan hangat di bagian permukaan dimana pada lapisan ini gradien suhu
berubah secara perlahan, lapisan termoklin di tengah dimana suhu gradien suhu
berubah secara cepat terhadap kedalaman,
dan lapisan dingin di bagian bawah lapisan termoklin dimana suhu air laut
konstan sebesar 4°C (Nontji, 1987). Suhu permukaan laut di
Indonesia umumnya berkisar antara 28 - 31 ºC
yang merupakan ciri perairan tropis. Variasi suhu tahunan
rata-rata cenderung kurang dari 2 ºC. Soegiarto dan Birowo
(1975), mengemukakan bahwa suhu permukaan
di perairan Indonesia berkisar
antara 28-30 oC
dan di daerah upwelling suhunya dapat
turun mencapai 25
oC dan secara horisontal suhu permukaan laut di perairan Indonesia memiliki
variasi tahunan yang
rendah, namun variasi
tersebut masih menunjukkan perubahan
musiman. Perubahan ini
dipengaruhi oleh posisi matahari dan pengaruh massa air di
daerah lintang tinggi.