Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tingkah laku ikan terhadap salinitas

Salinitas adalah jumlah garam dalam gram yang terkandung dalam satu kilogram air laut dimana iodin dan bromin digantikan nilainya oleh klorin, semua karbonat diubah menjadi oksida dan semua bahan organik teroksidasi dengan sempurna.

Salinitas merupakan salah satu parameter yang penting di laut. Jika dipelajari bersamaan dengan temperatur, akan diketahui nilai densitas air laut. Nah, densitas ini sangat menentukan pergerakan massa air lautan.

Faktor lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan biota dalam laut. Salah satunya adalah salinitas.  Apa pengaruh salinitas  bagi biota laut? Beberapa fase dalam kehidupan biota laut seperti pemijahan, pertumbuhan, hingga penyebaran biota sangat dipengaruhi oleh salinitas.

Salinitas memiliki variasi yang sangat tinggi pada perairan dekat pantai dan estuari dibandingkan dengan perairan lepas pantai. Hal ini disebabkan oleh pengaruh masukan air tawar (sungai) ke pantai.

Pada perairan dekat pantai (zona intertidal), salinitas merupakan faktor pembatas dominan yang mempengaruhi kehidupan organime karena zona ini terbuka saat air surut sehingga dapat digenangi air tawar melalui masukan sungai menyebabkan nilai salinitas turun dan pada saat tertentu salinitas akan melewati ambang batas kemampuan organisme yang memiliki toleransi rendah terhadap salinitas, sedangkan pada saat tertentu ketika pasang, nilai salinitas akan meningkat drastis dan ketika evaporasi meningkat maka nilai salinitas juga akan meningkat.

Bagaimana salinitas mempengaruhi tingkah laku ikan ?

Kebanyakan ikan hidup di wilayah perairan dengan kandungan salinitas tertentu sehingga pada dasarnya ikan memiliki kemampuan beradaptasi dengan perubahan salinitas. Namun perubahan salinitas mendadak dapat menimbulkan stres pada ikan bahkan kematian. 
Misalkan ikan yang terbiasa hidup di air tawar, tiba-tiba ditempatkan di air asin, maka peningkatan salinitas dapat menyebabkan kehilangan air melalui kulit dan insangnya. Hal ini menyebabkan ikan dehidrasi hingga mati. Selain itu perubahan lingkungan juga sangat mempengaruhi. Misalnya jika salinitas menurun, maka ikan akan kesulitan dalam osmoregulasi (menjaga keseimbanan garam dan air dalam tubuh.

Secara fisiologis, salinitas mempengaruhi ikan melalui proses osmoregulasi, yakni sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh (air dan darah) dengan osmotik habitat (lautan). Kandungan salinitas yang terlalu tinggi atau rendah dapat bersigat merusak.

Beberapa penelitian menemukan bahwa salinitas air mempunyai pengaruh langsung bagi perkembangan maupun pertumbuhan ikan. Lingkungan salinitas untuk ikan air harus seimbang. keadaan air harus memiliki pH, kandungan mineral, suhu, dan kadar garam yang sesuai dengan jenis ikan yang akan hidup di dalamnya. lingkungan air yang hiposaline/ kandungan salinitas lebih rendah dapat memberikan dampak baik positif maupun negatif. Salinitas yang rendah terbukti dapat mengobati infeksi parasit yang menyerang ikan. Hal ini sudah diujicobakan dalam akuarium. 

Lingkungan hiposalinik dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, baik positif maupun negatif. Pemantauan salinitas tangki dimungkinkan dengan penggunaan instrumen pengukuran di akuarium. Marine Ich, infeksi parasit, dapat menyerang ikan. Salinitas rendah telah terbukti efektif dalam mengobati penyakit ini. Itu selalu merupakan ide yang baik untuk berkonsultasi dengan aquarist sebelum memberikan pengobatan hiposalinitas. Bahkan dalam jangka pendek, organisme tidak dapat berkembang di lingkungan yang rendah garam